Kamis, 21 Januari 2016

Review Album SYLVIA - PATH





"Path (2015)" tak pelak adalah album yang luar biasa menurut saya. Album teranyar yang baru diluncurkan oleh SYLVIA bersamaan dengan official live video dan talkshow mereka pada tanggal 25 Desember 2015 bertepatan dengan hari Natal.

Album yang berisi dua buah track berjudul "Path" dan "Innocent". Berbeda dengan album mereka yang sebelum nya, album ini lebih matang, tidak mengawang - ngawang. Album ini sebuah testimoni kecerdasan dari Ippi (Vokal), Hendy (Gitar), Henry (Gitar), Luqman (Bass) dan Ferry (Drum) dalam mengaransemen dan alunan lirik dari SYLVIA. Lebih easy listening dan jati diri SYLVIA lebih keluar di album yang satu ini.

Menggebrak sejak awal dengan "Path", menurut Ippi lagu nya bercerita tentang Move on dari segala hal buruk di masa lalu dengan sebuah harapan jalan apapun yang akan kita ambil, itulah yang akan melahirkan diri kita yang sebenarnya. Saya udah sampai ke tahap kecanduan buat lagu ini. Drum nya yang menurut saya simple tapi ngena, bass yang sangat "kawin" dengan drum nya, petikan gitar dan progressi akor yang buat saya luar biasa enak, apalagi vokal yang menurut saya sangat pas dan ga lebay pasti nya.

Bertolak belakang dengan lagu yang pertama. "Innocent" lebih kepada penyangkalan dan lari kenyataan. Kaya yang apatis banget alias bodo amat ya, padahal lagu nya lebih keliatan bright dan bersemangat menurut saya. Ga kalah sama lagu pertama, "Innocent" ini juga mateng banget, tapping dan lead gitar Hendy yang asik, Rhythm gitar Henry yang kokoh dengan sound yang enak, Bass line Luqman yang pas dan sound fretless bass nya yang asik,pukulan drum nya Ferry yang empuk dan ga ada yang percuma dan vokal Ippi yang powerfull banget dan nada serta lirik yang pantas di sing -along kan bersama, ga ketahan sama neck collar nya. Haha..

Album yang satu ini menjadikan SYLVIA sangat luar biasa menurut saya, semua personil nya udah kenyang ilmu sampai mereka bisa meramu karya yang luar biasa, semacam signature songs nya SYLVIA. Dan pantas mereka disebut super band dengan segudang pengalaman mereka dimasing - masing band nya terdahulu. Bikin saya ga sabar buat nunggu album selanjutnya dan rasa penasaran saya buat ngedenger SYLVIA bawain Single terbaru nya di atas stage.

Sukses buat kalian yang bisa meracik musik secanggih ini!




CD Single Album SYLVIA yang udah saya beli

Mereka punya karya, seberapa pengen kamu kasih mereka penghargaan?

Musik bagi saya itu sebuah Passion, album itu ibarat nya adalah achievement yang udah di capai sama sebuah band, ya.. produk mereka. Kita produksi untuk menghasilkan produk untuk jualan. Album ini sebuah perjalanan panjang mereka buat yang udah berpikir keras buat ngegabungin semua instrument dalam satu band buat jadi sebuah lagu, oret-oretan lirik diatas kertas yang kadang jadi tempat curhat si pembuat lagu/lirik. Berjam-jam di sebuah studio rekaman kadang bisa dari subuh ampe subuh lagi yang bikin badan udah bau AC sama bau rokok. Nah, buat yang udah punya album. Mereka hebat! Mereka punya karya, keringet mereka bisa berubah bentuk menjadi sebuah CD, kreatifitas mereka. Gila! Mereka punya karya!

Mungkin jadi satu alasan kenapa saya terkadang suka beli CD Album beberapa band temen saya, atau band yang memang saya suka. Karena saya paham betul perjalanan panjang dalam membuat sebuah CD album, entah itu single, EP, dll. Ga munafik juga, saya juga suka nge download beberapa lagu yang saya suka secara gratisan bahkan ilegal. Cuma minimal kalo temen sendiri yang punya karya, ga ada salah nya kita kasih penghargaan buat mereka.

Proses.. iya panjang banget. Ga usah jauh-jauh soal album nya dulu deh. Bikin lagu aja, yang menyentuh, yang bisa bikin lagu kamu itu jadi Soundtrack perjalanan hidup seseorang atau sekedar Soundtrack perjalanan temen kamu dari rumah ke tempat kerja, atau? buat nemenin temen kamu karaokean di kamar mandi sambil boker. Susah! iya emang susah.. Kalo ga muluk - muluk banget juga, minimal bikin lagu buat nyalurin semua ke egoisan kamu kedalam sebuah lagu. Ya sah-sah aja sih, balik lagi ke diri masing-masing, mau dijual kemana produk jualannya.

Beberapa alesan yang bikin kamu mesti kasih penghargaan buat mereka yang punya karya, dari pada harus minta ke temen kamu yang udah beli itu album, trs di rip. Baru deh kamu copy pake flashdisk. Yang enak ma selalu grateeessss...
Berjam-jam nyewa studio recording, udah mahal banget. Home recording pun keluar biaya pasti nya. Waktu itu mahal banget harga nya dan ga bisa diganti sama rupiah. Mixing - Mastering yang kalo kita ga bisa lakuin sendiri, kudu banget bayar Sound Engineer buat ngerjain itu. Belum packaging CD, bikin artwork buat cover album nya, replikasi CD, cetak cover CD ditambah biaya case / mika CD nya. Berhemat sedikit bisa sih soal Packaging CD nya.. cuma kudu muter otak bangeet.. untung aja pala lo ga ngebul kaya dapur emak guwe.

Soal biaya, yang pasti keluar banyak banget. Biasanya harga CD album yang sering saya liat antara 25rb-60rb atau yang udah berbentuk Boxset sepaket sama merchandise rata-rata 150-250rb. Biasa nya karya dari band tersebut cuma dihargain 2500 perak per lagu. Jadi wajar ga kalo kita perlu kasih penghargaan buat temen-temen kita? Saya pun ampe sekarang greget banget belum kesampean punya CD Album sendiri, album foto kartinian waktu TK sih ada.. :))

Ini sih cuma pemikiran selintas yang pengen saya tulis aja, ga ada kesesuaian antara isi tulisan sama sastra atau bahasa jurnalistik atau copywriter sama sekali, wajar kalo ada yang ga sependapat. Dari pada ntar lupa jadi pelupa. Maklum, jiwa nya sama kelakuan nya sih masih muda, ga tau deh fisik nya. :p

Selasa, 20 Mei 2014

Floating Back Memories at Sky Overhead


"No matter how far we walk on our own path, we still walk under the same sky.. The Sky Overhead.Sayonara.."




       5 Tahun perjalanan saya bersama Sky Overhead, bukan waktu yang sebentar pasti. Ketika permasalahan yang biasa dihadapi oleh sebuah band terjadi oleh kami, kami tidak cukup kuat untuk menghadapi nya. Jalan yang kami pilih ialah... "Membubarkan Sky Overhead" 

       Sebelum melanjutkan cerita nya, saya coba buat mengingat-ingat masa lalu saat Sky Overhead berdiri, 14 Januari 2009, and the story has begin..




  
       Sebelum mengganti nama nya menjadi Sky Overhead, Band kami bernama Sora Aoi, berdiri pada tanggal 14 Januari 2009 tepat pada hari ulang tahun ex - guitaris kami, Daniel January (Eru).Sora Aoi yang beranggotakan Airi (Vocal), Usagi (Guitar/Vocal), Kyo/Rian (Guitar), Kapten/Chris (Bass), dan Eru/Daniel (Drum) yang pada dasarnya merupakan anak tongkrongan di sebuah Butik Harajuku milik Marcelina Maya (Ci Maya) yaitu Ohayou. Mereka mumulai karir nya sebagai Band beraliran Japanesse Rock. Tidak lama setelah itu, Kapten dan Usagi mengundurkan diri dari band tersebut dan Eru beralih posisi menjadi seorang Gitaris.

Kapten / Chris Roring ( Ex-Bassis)


Usagi / Januar Yushak (Ex-Vocal/Guitar)

       Untuk mengisi kekosongan diposisi Drum dan Bass, Kyo dan Eru merekrut Kai ( yang saat itu merupakan nick name saya di komunitas Jepang) dan Kuma (Reggie Makti Maulana) sebagai drummer, dan Saru (Luthfi Rizki Kusumah). Hal yang konyol sih sebenarnya merekrut 2 drummer sekaligus, tapi mungkin ini merupakan bahan pertimbangan untuk mencari drummer yang cocok buat mereka.
       Keputusan udah di tangan, akhirnya Sora Aoi memilih saya buat jadi drummer mereka, berat mungkin, disatu sisi ada rasa ga enak buat Kuma yang sudah berkontribusi besar buat Sora Aoi, dan mungkin kemampuan saya dibawah Kuma, tapi saya hargai keputusan mereka dan saya menerima itu untuk menjadi drummer Sora Aoi. Thx buat Kuma :) 



 Kuma / Reggie Makti Maulana ( Ex-Drummer)


       Keputusan terberat lagi yang harus kami ambil, Saru selaku bassis dari Sora Aoi harus meninggalkan kami untuk melanjutkan studi nya ke negeri Sakura, Jepang dengan meninggalkan sebuah Single pertama dari Sora Aoi yang berjudul "Sweet Undone Memories". Kepergian Saru dengan ciri khas dalam Slapping Bass nya cukup membuat Sora Aoi kesulitan untuk mencari Bassis baru, sampai akhirnya saya membawa P-man (Pirmansyah), Bassis dari side project saya Meganeko , yang cukup membawa perubahan cukup besar dalam gaya permainan Sora Aoi dengan Running Bass Tech dari P-Man.

Saru / Luthfi Rizki Kusumah (Ex-Bassis)


        Akibat perbedaan visi dan misi, satu lagi personil kami yang harus meninggalkan Sora Aoi yaitu Eru, cukup berat memang bagi Kyo untuk menjadi solo gitaris, tapi keputusan kami untuk menjalani band ini berempat dibawah bendera yang baru, kami meninggalkan Sora Aoi dengan nama baru, yaitu Sky Overhead.

Eru / Daniel January (Ex-Guitaris)   


       Perjalanan panjang yang udah kita melewati membuahkan 3 buah Single, Lucid Dream, Last Words (For My Precious One), dan salah satu nya masuk dalam J-Band Compilation Bandung, yang berjudul Origami. Beberapa gigs yang kita lalui, dan jatuh bangun nya kami dalam Sky Overhead kami rasakan bersama.
   
       Apa daya, saya tidak ingin menyalahkan siapa2 atas permasalahan yang kami hadapi, yang saya ingat cuma masa-masa indah saat berjuang bersama Sky Overhead, Band yang udah membesarkan saya menjadi seperti sekarang. Sampai tiba Last Stage kami pada tanggal 11 Mei 2014 di NNM Telkom.

        Seribu terima kasih ga akan cukup buat kalian, Airi, Rian, P-man, 5 tahun bersama kalian ga mungkin saya lupain, dan semua orang yang udah pernah masuk dalam keluarga kami, Kapten, Usagi, Kuma, Saru, Eru, Ci Maya Ohayou, Apit Matrix Ent, Tri, teman2 di Meganeko, Alm. Eric Fairytails, Rully, Verry, Prima, teman2 dari Fairytails, dan semua teman2 di J-Community yang ga bisa saya sebut semua. Terima kasih banyak, ini bukan akhir dari segala nya, tapi langkah awal buat memulai karir baru kalian, beriringan dengan doa dari saya..



Arigatou.. Sayonara Sky Overhead.. :')




Sky Overhead last member : 


Khairina 'Airi' Fauziyah 





Position   : Vocalist
Influence : Masato (Coldrain), Taka ( One Ok Rock), Nike Ardila


Sebagai vokalis cewe berukuran "mini", biasa nya kalimat don't judge a book by it's cover berlaku banget buat Airi. Siapa yang nyangka kalo Airi ternyata biasa membawakan lagu2 Rock yang mengharuskan Airi untuk Scream dan lincah kesana kemari di atas panggung. Jadi istilah "moe" buat Airi ini sama sekali ga berlaku :)) . Karakter vokal Airi yang serak-serak basah ini membuat ciri khas dalam Sky Overhead ini lebih berwarna dan susah buat dilupain, biasa nya sekali denger suara Airi, pasti semua hafal, kalo band yang lagi manggung ini adalah Sky Overhead. Selepas dari Sky Overhead, saat ini Airi aktif dalam band Start From 89 yang mengcover Coldrain.




Rian 'Kyo' Pratama



Position   : Guitarist
Influence : Fear and Loathing In the Last Vegas


Gitaris "Jomblo" yang satu ini tetap bertahan sebagai single gitaris, dan enggan untuk menambah gitaris lagi dalam Sky Overhead. Karena karakter Rian sebagai single guitaris sangat kuat di Sky Overhead. Gitaris berbadan kecil yang cukup lincah diatas panggung ini lebih menyukai lagu-lagu yg bersifat "headbang". Saat ini sibuk sebagai komandan dalam sebuah perusahaan keamanan dan sebagai Additional Guitarist dalam beberapa band.





Pirmansyah 'P-Man'



Position   : Bassist
Influence : Tetsu (L'arc en Ciel)


Personil yang paling terakhir yang masuk dalam Sky Overhead ini termasuk personil yang paling antusias. Terlihat paling rajin nya P-Man "ngulik" materi yang diberikan Sky Overhead. Bassist "kutilang" ini memberi warna baru sepeninggalan dari bassist lama Sky Overhead, Saru, dengan running bass nya. Yang mula nya P-Man sebagai bassist yang pendiam, sampai akhir nya menjadi lebih energic semenjak bergabung dengan Sky Overhead. Saat ini telah tergabung dengan salah satu band bentukan Emz (ex - As One) yang bernama Old Beaver





Karin 'Ky' Ghaizan



Position    : Drummer
Influence  : Cobus Potgieter, Dylan Taylor, Zac Farro (ex - Paramore)


Sempat meninggalkan Sky Overhead untuk kontrak dengan salah satu Major Lable untuk promo tour beberapa pulau dan negara, sampai sekembalinya Karin ke Bandung, Sky Overhead memutuskan untuk bubar. Awalnya yang tdk bisa bermain drum, Karin mendapat banyak pelajaran dan pengalaman dari Sky Overhead sampai bisa seperti sekarang. Perubahan gaya bermain drum dan genre sempat dialami selama bersama Sky Overhead. Saat ini Karin masih tergabung dalam band bernama Rebirth serta project percussion hoppipolla beat dan Divas Percussion dibawah management Drumholic yang digawangi oleh Jhon (Founder Drumholic, Bandung Drums Day & Owner Heartbeatsticks, DCR custom drumsticks.)

Selasa, 27 Agustus 2013

Karin Ghaizan's Profile




Karin Ghaizan

Karin Ghaizan lahir 30 September 1990, dikeluarga yang bukan berlatar belakang musisi. Pertama kali terjun di dunia Drum pada tahun 2009 dimasa saat dia lebih aktif di dunia Cosplay (Costume Playing) di komunitas Jepang di Bandung dan Jakarta.

14 Januari 2009, Karin di Rekrut oleh Band bernama Sora Aoi yang menjadi awal mula perjalanan karir Karin Ghaizan. Band ini besar di Komunitas Jepang dari tahun 2009 sampai 2014 yang berganti nama dan lebih dikenal sebagai band Sky Overhead.

Selama 5 Tahun Karin berkarir bersama Sky Overhead, beberapakali pula mengisi drum dibeberapa band, diantaranya Fury No Say (J-Rock), Scared of the Light (Hardcore), the Visible Secret (Acid Jazz), Liquid Dream (Progressive Metal), dan Rebirth (Modern Rock)

Selain sibuk berkarir dalam dunia Drum, Karin mulai menapaki karir nya sebagai Female Percussionist dan telah mengisi beberapa event di seluruh Indonesia sebagai  solo percussionist, atau pun group bersama Divas Percussion.

8 tahun mungkin dirasakan singkat untuk sebuah perjalanan di dunia Drum dan Musik, dan Karin berharap semoga kedepannya akan  menjadi sesuatu, dan satu yang dia yakini. "Jangan pernah menganggap enteng suatu hal yang kecil, karena hasil yang besar, diawali dari cara kita memulai dari hal yang kecil." 


More info and contact :

E-mail        : kai_ghaizan@yahoo.co.id
                  kairockon@gmail.com
Facebook   : www.facebook.com/karin.ghaizan
Twitter      : www.twitter.com/kghaizan
Youtube     : www.youtube.com/karin.ghaizan